Alhamdulillah. Setelah selama kurang lebih sebulan kita berpuasa, sampailah kita pada hari yang dinanti yaitu Idul Fitri, yang berarti kembali kepada kesucian, meskipun ini diperoleh hanya bagi yang telah benar-benar menjalankan puasa Ramadhan sesuai syariat yang telah ditentukan dan semoga kita termasuk didalamnya. Aamiin.
Hari pertama lebaran saya berada di kota kelahiran orangtua saya yaitu kota Kuningan, Jawa Barat. Bersama dengan keluarga kakak saya yang kelima. Kegiatan yang dilakukan seperti lebaran tahun-tahun yang lalu adalah selesai sholat Idul Fitri di lapangan masjid Baburrahmah, kami bersalam-salaman dengan warga desa lainnya, setelah itu kembali ke rumah masih-masing untuk bersalam-salaman dengan sesama anggota keluarga dan menerima kunjungan dari tetangga-tetangga.
Setelah selesai menyantap hidangan khas idul Fitri yaitu opor ayam, rendang dan ketupat minus sayur labu siam, karena lebaran kali ini tidak membuatnya. Kami sekelurga pergi ke pemakaman keluarga, di sana terdapat makam kakek dan nenek saya, ayah, kakak dan adik saya yang baru saja meninggal dan makam keluarga lain seperti sepupu saya dan lain-lain. Seperti biasanya yang memimpi berdoa adalah kakak saya yang kelima dan penutup doa dipinpin oleh keponakan saya. Demikian kebiasaan yang kami lakukan di Hari Raya Idul Fitri di kampung halaman.
Di hari ketiga lebaran saya sudah kembali ke Jakarta dengan macet yang luar biasa untuk keluar dari Kuningan saja sudah memakan waktu kurang lebih 3,5 jam, berangkat dari rumah kakak keenam pukul 14.00 WIB dengan beristirahat kurang lebih 1 jam di Tahu Susu Taminag Sari untuk sholat maghrib dijamak dengan sholat isya, kami tiba di Jakarta pukul 00.00 dini hari.
Nah memasuki lebaran hari keempat, rumah kembali dikunjungi oleh tetangga sekitar dan anak, keponakan, cucu dan cicit ibu saya. Walau hanya dari dua keluarga tetapi cukup ramai karena selain rumahnya imut juga keponakannya cukup banyak dan sudah besar-besar jadi cukup memakan tempat kan, hehehe. Bersambung...
0 komentar:
Posting Komentar